Top Social

Dengan Tinta Terkadang Aku Tak Butuh Bersuara Untuk Sekedar Menceritakan Apa Yang Kurasa

Featured Posts Slider

Image Slider

Sabtu, 28 November 2015

Tiga Belas April





Dulu kita bertemu dalam keasingan lantas kita mendekat tanpa perkenalan. Bukankah cinta datang tanpa mengetuk, dan aku masih sama seperti dulu terdiam terpaku tak beranjak di tempatku. Pasrah sekali mungkin, tapi sebenarnya aku hanya terlalu banyak merawat luka dan kenangan. 

Dulu kita asing, maka bukan salahmu jika kini kita kembali asing. Bukankah cinta juga pergi menghilangkan tanpa pamit ?. Maaf jika namamu selalu menghiasi aksaraku. Izinkan jika sampai saat ini jiwa raga mu masih mengisi langit mimpiku. 

Sungguh aku sudah berusaha bangkit dan pergi jauh, tapi alasan yang ku sebut cinta terus menahanÄ·u disini. Aku terpahat bisu, aku tau kau adalah hujan ditengah sahara. Sungguh sebuah anugrah maha dahsyat tapi aku hanyalah kaktus berduri. Aku ingin hanyut bersama aliranmu tapi duri-duriku menahanku disini. Maka biarkan aku menikmati setiap rintikan mu meski hanya sesekali. 

Aku bahagia karena aku tau cinta itu suci tanpa paksaan. Sungguh bukan salahmu jika kau memilih mawar, meski ia juga berduri tapi jauh lebih indah dari pada duri di kaktusku. Biarkan kita berjalan pada poros masing-masing dan cerita usang itu tersusun rapi dalam balutan masa lalu. Aku hanya berharap doa doaku tak pernah berakhir untukmu. 

Percayalah, Tuhan adalah Maha Romantis, maka biarlah kita bermain-main dengan lakonan ini. Bukankah setiap cerita ada akhirnya ? Maka biarkan Tuhan aturkan peran kita hingga tamat. Jika aku boleh jujur, bermain peran dengan mu adalah takdir terindáh untukku. Karena ada "cinta" yang entah kapan berakhirnya di pentas hatiku. Mari kita nikmati lakonan selanjutnya mÄ“ski nama kita tak lagi tertulis dalam satu kisah, Sungguh syukur adalah karunia terindah untuk setiap pertemuan dan perpisahan. 



Perasaan Tangan Wanita dari 
@rizqa_rad
Mahasiswa FKIP KIMIA USK sekaligus Teman seangkatan. 

Satu kalimat buatnya "Tulisannya keren, selaras dengan tema blog saya, Terus berkarya!!". 






Sabtu, 21 November 2015

Adalah


Kamu adalah salah,

Salah satu keajaiban duniaku.
Tetesan air di bumiku.
Seberkas udara di langitku.

Aku adalah salah,

Salah satu pengagum setiamu.
mengikuti bayanganmu di mentariku
memimpikan hadirmu di rembulanku.

"juga, mengharapkan cintamu di setiap sujud dan doaku".


Menjadi Aku


Yang tak ku bangga dariku untukmu.
Dalam tidurmu, aku menjagamu.
Yang tak ku bangga dariku untukmu.
Dalam bangunmu, aku menyapamu.
Yang tak ku bangga dariku untukmu.
Dalam gerakmu, aku menuntunmu.
Yang tak ku bangga dariku untukmu.
Dalam gerahmu, ku pelepas dahagamu.
Yang tak kubangga dariku untukmu.
Dalam kecewamu, aku penyemangatmu.
Yang tak kubangga dariku untukmu.
Dalam tangismu, aku penghapus air matamu.
Yang tak ku bangga dariku untukmu.
Dalam hari-harimu, aku kekuatanmu.

Namun, Yang ku bangga dariku untukmu.
Dalam aku mencintai kekuranganmu,
Aku mampu terima kamu apa adanya.
Dan karena itu, aku sungguh bangga menjadi aku.




Selasa, 17 November 2015

Ku Miliki Perantaramu


Kau bunga, ku izinkan kau mekar di situ saja.
Tanpa ku rayu lagi ku ganggu.
Kau bunga, izinkan ku menatapmu dari sudut ini saja.

Sebisa mungkin ku akan merawat lagi menjaga---mu.

Karena apa?

Karena ku sesungguhnya telah memiliki perantara untuk setiap detik bisa dekat denganmu.
Perantara yang tak menuntut ku untuk merayu lalu mengganggu.

Tak menuntut ku untuk tergesa-gesa menyentuh lalu memetik mu. Tak menuntut ku harus jatuh bangun memperjuangkan mu.

Karena apa?
Karena perantara mu, saat ini telah ku anggap cukup untuk menyampaikan sedalam-dalamnya rindu kepadamu.
Jumat, 13 November 2015

Apa-apa

Tentang apa-apa yang tak menjadi apa-apa biarkan itu berlalu. Biarkan apa-apa itu menjauh--dijauhkan seiring berjalannya waktu. Melupa---Lupakan apa-apa yang merusak ketentraman jiwamu. Sebatas menghapus kenangan duka yang tak berbuah apa-apa, dan bukan pelaku pembuat apa-apa.

Barang kali terlalu kecewa: pengorbanan dan pengabdian di hancurkan begitu saja. Ketulusun yang dibawa di kusutkan tak serapi semula, bongkahan permata indah yang pernah diberikan dipecahkan tak bersisa dan hati digores terluka ----Obati dengan penuh senyuman. Jika pun membekas anggap ia sebuah pelajaran yang bisa dipetik: hal baik, untuk dinikmati pada masa mendatang. Jangan pernah merobek kembali jahitan bekas luka karena membuat hati dalam keadaaan membenci dan selalu membenci.

Buatlah apa-apa yang tak sepenuhnya menjadi apa-apa itu sebuah nasehat tersirat yang baik untuk diterpakan dalam menempuh dan memiliki hidup baru dengan apa-apa yang lainnya. Berdampinganlah walau membatasi jarak dengan apapun kenangan terdahulu, belajarlah dari apa-apa yang pernah mengisi hari dan jadikan dia sebagai guru atau perpustakaan ilmu. Aku, kamu, dia dan mereka akan lebih baik dengan apa-apa terdahulu.

 "Apa-apa yang telah menyakiti hati, ia adalah pelajaran agar tak menyakiti apa-apa yang akan dimiliki pada masa mendatang".
Senin, 09 November 2015

Coklatnya, Padamu Bertanya



Dia meracik coklatnya senikmat mungkin.
Selezat mungkin, maksud tujunya.
Agar coklatnya melekat di citarasamu.

Dia mengkreasikan coklatnya seindah mungkin.
Seunik mungkin, maksud tujunya.‎
Agar coklatnya menawan dibola matamu.

Kata mereka, coklatnya  adalah teramat indah,‎
Tersangat sempurna, rasanya terlebih tiada tara.‎
Coklat ini untuk kamu pun telah merasakannya.‎
Dia---aku dan coklatnya ingin bertanya.‎
Apakah ini teristimewa juga?
Selasa, 03 November 2015

Kamu Di Sebelahku (?)

Terhalang oleh sekat-sekat itu.
Nyatanya kau malam ini,
Disebelah-sebelahnya aku.
Ingin menyapamu.
seperti awal jumpa kita,
Di minggu lalu.
Sesungguhnya aku ragu-ragu,
Dan sebetulnya aku tak mampu.

Masih terhalang oleh sekat itu.
Nyatanya kau malam ini,
Diam-diam merayuku.
Ingin ku tatap lalu,
ku nikmati dengan lama
Indah auramu.
Sesungguhnya aku begitu mau.
tetapi tetap saja sebenarnyanya aku tak mampu.




At ChannelCoffee Banda Aceh, 3 November 2015; 21:25 wib.