Top Social

Dengan Tinta Terkadang Aku Tak Butuh Bersuara Untuk Sekedar Menceritakan Apa Yang Kurasa

Featured Posts Slider

Image Slider

Minggu, 09 Agustus 2015

Melangkah Semestinya Aku Benar

Melangkah,
Melewati yang mestinya dimiliki.
Mengabaikan,
Kamu-kamu yang seharusnya aku layani.
Aku terlalu pendiam.
Aku salah.
Ya, aku salah.

Melompat,
Terus melewati yang harusnya di genggam.
Melupakan,
Kamu-kamu yang semestinya aku kasihi.
Aku terlalu  sombong.
Aku salah.
Ya, aku salah.

Melangkah lalu melompat,
Terus menerus melewati yang sepatutnya mengisi ruang sepi.
Mengabaikan lalu melupakan,
Kamu-kamu yang berharap akan sepenuhnya aku cintai.
Aku begitu Karena aku terlalu pesimis.
Aku terlalu takut kamu-kamu akan sakit hati.
Aku benar?
Hmmp, aku benar.
Melangkah, semestinya aku  benar. (ar)
Kamis, 06 Agustus 2015

Ketika Kau Bercermin

Ketika kau.
Bercermin di depan lemari kaca.
Diammu.
Kakumu.
Senyummu.
Tawamu.
Bibirmu.
Mancungmu.
Bola matamu.
Wajahmu.
Hatimu.
Kebaikanmu.
Kelembutanmu.
Dan, semua darimu.
Adalah kau merasa
Terlihat cantik.

Kau tahu?
Kau tahu. 
Kau tahu kapan dirimu akan
Terlihat lebih indah dan
Begitu cantik.
Ya, kala kau selalu bercermin,
Di hadapan‎
Bola mataku.

Sabtu, 01 Agustus 2015

Menunggu Untuk Menanti

Telah lelah untuk mencari, kebanyakan menyakitkan diri.
Telah lelah bertualang lagi, ketidakbenaran mencukupi langkah
untuk‎ mengatur napas di sini.

"Lalu
Berhenti, mencoba menanti sesuatu hal yang telah pasti.
Menanti, mereka yang pernah menjauh pergi.
Menanti, mereka yang pernah ditinggal pergi.
Menanti, mereka yang pernah hampir jadi.
Menanti, mereka yang pernah tak menginginkan jadi.
Dan Menanti, dari mereka yang telah dipastikan untuk
kembali menepi di sini.‎
Berdiam, berupaya menunggu mereka yang telah ditakdirkan.
Menunggu, mereka yang akan dirindukan.
Menunggu,mereka yang akan saling merindukan.
Menunggu, mereka yang akan dibutuhkan.
Menunggu, mereka yang akan saling membutuhkan.
Dan menunggu, dari mereka yang telah ditakdirkan sebagai  
Pemberi cinta, penyempurna kehidupan".

Biarkan saja raga begitu lelah untuk  menunggu dan menanti, tiba waktunya nanti tanpa cerita menyakitkan diri, mereka dengan sendirinya akan  berbangga hati datang menghampiri.