Pagi ini, hari ini, di ruang ini
setiap mata berkedip terlintas rupamu disuasana remang-remang dan bising itu
masih tersisa bekas bayanganmu,
rupamu dimalam tadi.
walau tidurku tak dihiasi wajah indahmu.
Pagi ini, hari ini, diruang ini
aku tak tahu kenapa dirimu hadir berbentuk bayangan maya dimataku.
Masih cerita dan pernyataan yang sama,
aku, malu untuk memikirkanmu
ragu untuk berharap memilikimu.
Sanubari, masih dan masih menimbulkan pertanyaaan yang sama, "kenapa aku malu? kenapa aku ragu?"
Terlihat mudah namun lidah tak mampu digerakkan,
jadinya ya, bingung seribu keliling, otak dipenuhi rasa pusing, menjawab secuil soal mengerikan ini lagi,
kan lucu jikalau terus begini.
Pagi ini, hari ini, di ruang ini
Aku berikrar untuk keseribu kalinya agar tak menyebut-nyebut namamu,
tersenyum-senyum mememikirkanmu
kadang-kadang yang hampir sering salah tingkah dihadapanmu,
aku tak mau meningkari lagi janji ini.
Pagi esok, hari esok, di kehidupanku ini.
Jika ku ingkari janji dan ikrar ini, maka aku terlalu bodoh.
Terlalu bodoh karena masih memikirkanmu yang memikirkannya.
Dirinya, setahuku yang jauh disana.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar