Kita berjanji untuk tak mengingkari janji.
Janji sehidup semati saling mencintai.
Mencintai seolah-olah diantara kita akan ada yang pergi.
Pergi yang tak memungkinkan untuk kembali.
Begitulah beberpa cerita dari mereka sang pelaku cinta. mereka dengan serentak mengesahkan peraturan-peraturan yang satu sama lain ajukan. Tanpa penuh pertimbangan semua aturan-aturan disematkan dalam buku undang-undang demi menjaga keberlangsungan dalam berkehidupan sebagai pasangan.
Satu dua kali aturan-aturan yang telah dikukuhkan meraka langgar, dengan masih bersenang hati mereka saling memaafkan. Namun jika keterusan dan selalu dilakukan maka timbulah rasa bosan banyak dari mereka yang dikecewakan oleh sebab bosan-bosan berkepanjangan. dan akhirnya memilih untuk pergi, mengingkari janji yang katanya sampai mati, sehingga tak ada lagi sumpah-sumpah cinta yang abadi. Intinya mereka mengingkari janji-janji yang seharusnya ditepati.
Pertanyaannya, dosakah dan terkutukkah bagimereka yang melanggar janji cinta-cinta yang telah merekadibuat sendiri?
Kita berjanji dan kini ku ingkari.
Dosakah aku melanggar aturan ini.
Ku tanyakan pada diri tak henti-henti.
Seakali lagi dosakah aku jika begini?.