Akhir november, Aku akan melupakanmu dititik Nol Republik Indonesia.
Sabang, segala jenis bentuk keindahan yang tuhan ciptakan, ada padamu. Segala jenis bentuk keromantisan, juga ada padamu. Dan segala jenis bentuk kerinduan, ada dan ada ketika kerapkali setiap orang mendengar atau menyebut namamu. Tak terkecuali dengan aku, seseorang yang kembali setelah sekian hari mati suri, seseorang yang kembali berdiri setelah sekian waktu tersakiti karena dia yang kuanggap pesona hati, diam-diam mengkhianati. Segala bentuk cerita mewah dan megah tentangmu, aku ingin merasa aman dan nyaman disisimu. Mengunjungimu aku yakin akan mengobati penyakit pilu yang mengerogoti hati.
Seindah-indahnya kamu menjadi adalah seluruh destinasimu ingin ku kemenjejakan kaki. Aku mengenal gunung api jaboimu, pantai sumur tigamu, ragam kuliner nikmat disabang fairmu, pantai iboihmu, istana bawah laut pulau rubiahmu dan keajaiban senja titik nolmu yang mampu melupukan segala kenangan buruk dalam perjalanan hidup bersamaan menggelapnya langit diufuk baratmu. Aku akan mengunjungimu kembali.
Akhir november, bertepatan dengan perayaan akbar Sail Sabang yang dihadari puluhan ribu pengunjung baik dari dalam maupun luar negeri. Mereka yang bahagia atau ada sebagian dari mereka seperti aku yang ingin mengobati hati, seraya menikmati seluruh atraksi-atraksi yang disaji, dan keindahan alam yang telah diciptakan sebagai didunia ini.
Aku ingin mengunjungimu, kembali.
(m.a)
(m.a)