Dibalik sehelai lembar kaca yang membalut bola matamu
Terdapat tanda tanya yang cukup besar adanya.
Apakah? adakah? atau apa mungkinkah ada Ra- ahh.
Aku menyangkal Keberadaan Rasa itu.
Dibelakang sebuah kaca mata yang melindungi retinamu
Terdapat tanda ingin tahu yang cukup besar rasanya.
Apakah? adakah? atau apa mungkin rasanya i-, uhh
Aku selalu menerka-nerka keberadaan rasa itu lagi.
Didepan sehelai lembar kaca yang membalut bola matamu,
Aku tahu ada yang sedang membuatmu tersenyum bahagia,
Bukan daku tapi dia, dia yang selalu dekat denganmu. ahh
Aku salah dan harus menyangkal keberadaan rasa sukaku.
Didepan sebuah kaca mata yang melindungi retinamu,
Aku tahu ada yang sedang kamu sayangi disetiap harimu kini.
Aku tahu, aku salah, menumumbuhkan rasa penasaran itu,
Aku salah dan aku mesti terdiam meski rasa suka itu semakin tumbuh.
Jangan salahkan aku karena pucuk rasa itu tumbuhkan semakin besar.
Tapi salahkan bola matamu mengapa tetap kamu taburi pupuk indah itu.
Salahkan Bola Matamu.
Jangan Salahkan aku.
Terdapat tanda tanya yang cukup besar adanya.
Apakah? adakah? atau apa mungkinkah ada Ra- ahh.
Aku menyangkal Keberadaan Rasa itu.
Dibelakang sebuah kaca mata yang melindungi retinamu
Terdapat tanda ingin tahu yang cukup besar rasanya.
Apakah? adakah? atau apa mungkin rasanya i-, uhh
Aku selalu menerka-nerka keberadaan rasa itu lagi.
Didepan sehelai lembar kaca yang membalut bola matamu,
Aku tahu ada yang sedang membuatmu tersenyum bahagia,
Bukan daku tapi dia, dia yang selalu dekat denganmu. ahh
Aku salah dan harus menyangkal keberadaan rasa sukaku.
Didepan sebuah kaca mata yang melindungi retinamu,
Aku tahu ada yang sedang kamu sayangi disetiap harimu kini.
Aku tahu, aku salah, menumumbuhkan rasa penasaran itu,
Aku salah dan aku mesti terdiam meski rasa suka itu semakin tumbuh.
Jangan salahkan aku karena pucuk rasa itu tumbuhkan semakin besar.
Tapi salahkan bola matamu mengapa tetap kamu taburi pupuk indah itu.
Salahkan Bola Matamu.
Jangan Salahkan aku.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar