Bisu dalam kesendirian
melenggok kiri menatap dinding putih.
tersirat untuk memikirkan sebuah alur yang mengiurkan
mengukir cerita menahan pembuat tertawan.
Menahan seorang pelaku pembuat tertawan
dibutuhkan mencari sebuah kesalahan
sebuah kesilapan yang mengubah status tersangka menjadi pelaku,
mencari bukti untuk di tangkap
dan tabir diungkap agar mempermudah untuk ditahan.
berharap mendekap diruang tahanan
yang tak butuh memvonis seumur hidup
tak berharap hukuman yang begitu lama
asalkan yang ditahan pernah singgah di hati yang tertawan
Namun, Kesalahan yang dibutuhkan bukanlah berbau pembunuhan
atau pun penggelapan hasil bumi negeri pertiwi
namun melanggar aturan tuhan
yang diistilahkan dalam kata "pacaran"
agar dia mau berpacaran.
Tersadar dalam keheningan
terkejut atas apa yang hayalkan.
ruang Imajinasi yang diarahkan setan
terbesit menarik mengelabui jalan pikiran
Terperdaya, kesekian kali dosa berhari raya
Nafsu menguasai raga dan hati berhenti bicara
Setelah itu dan untuk kesekalian kalinya juga aku mengambil sebuah kesimpulan..
Cinta Anugrah dari Tuhan yang pasti dirasakan oleh dua insan yang telah ditakdirkan.
Bukan kini dan bukan sekarang untuk merasakan kehangatan selimut cinta yang tuhan titipkan.
Jikalau pun sempat pikiran dan ingin merasakan, itu hanyalah..
"Drama romantis di sutradarai makhluk halus yang selalu bernafsu menjerumuskan anak adam dalam lubang kesesatan" itulah yang selalu kutanamkan.
Dia selalu membuatku dalam kesadaran.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar